Jumat, 26 Juli 2013

Maka, nikmat mana lagi yang engkau dustakan?

Kadang aku suka bingung sendiri melihat tingkah remaja zaman sekarang yang sukanya sedih karena pacarnya ( atau sering di sebut "galau" saat ini ). mereka sedih entah karena tidak bertemu pacarnya seharian/ pacarnya tidak sms/ tlp seharian/ pacar tidak membalas sms/ pacarnya di sms-in oleh perempuan lain/ DLL. Kebanyakan sumber galau itu hanya hal - hal kecil yang harusnya kita dapat menahan diri darinya, namun entah kenapa malah galau berkepanjangan. Padahal menurut pandangan diri saya pribadi, galau itu hanyalah sebuah perasaan yang terlalu di buat - buat oleh manusia itu sendiri. Coba kita perjelas lagi, apa itu sebenarnya galau ( Udah Putusin Aja 126-27 ).

Jadi sebenarnya yang namanya galau itu tidak ada. Sama seperti halnya sebuah perasaan. Dia tidak akan menjadi nyata saat aku tak menganggapnya ada.

Kalian tahu tidak, galau karena hal - hal kecil tersebut tidak begitu berarti jika di banding dengan galaunya anak - anak yang tidak seberuntung kita. Anak yatim piatu lagi cacat atau orang - orang yang cacat. Jika kalian sedih atau merasa curiga karena pacar tidak membalas sms, maka mereka sedih mengapa orang tua mereka tidak pernah membalas do'a - do'a mereka untuknya ( anak yatim piatu ). Jika kalian sedih karena tidak bertemu pacarnya seharian, maka mereka sedih karena mereka bertanya - tanya dalam hati kecilnya : Apa mereka dapat bertemu dengan jodoh mereka? apa akan ada suatu hari dimana pasangan mereka datang untuk menjemput mereka serta mengajaknya untuk membina sebuah keluarga?. Terkadang banyak nikmat yang sering kita lupakan yang telah di berikan oleh Allah kepada kita. Kita mempunyai sepasang mata namun harus memakai kacamata untuk memperjelas penglihatan kita lalu kita mengeluh | pernahkah kita berfikir bagaimana dengan orang yang bahkan tidak di berikan pernglihatan oleh Allah ?

mari kita renungkan bersama....
semoga postingan kali ini dapat bermanfaat untuk semua

Kamis, 25 Juli 2013

Aku juga kangen sebuah kitab

Saat ini masih bulan ramadhan. Di stasiun tv RCTI ada sebuah acara menarik, namanya Hafidz Qur'an. Disana ada banyak sekali anak - anak kecil yang menjadi seorang hafidz. Adi seorang anak berusia 3 tahun yang juga seorang hafidz. Bahkan ada anak perempuan yang hafal juz 30 dan 29 yang saat ini sedang menghafal juz 28, Subhanallah. Mendengarkan lantunan ayat suci Al - Qur'an membuatku merasa nyaman dan tenang. Aku merasa ada sesuatu yang kurang meski merasa nyaman. Ternyata aku juga merindukan Al - Qur'anku. Sudah lama aku tidak membacanya. Aku hanya menaruhnya di sudut rak buku tanpa pernah ku sentuh lagi. Ingatanku kembali ke masa lalu. Saat aku M.I. aku tidak begitu menyukai pelajaran agama. Aku selalu mendapat nilai yang kurang memuaskan, tidak seperti pelajaran lain seperti ktk, b.indonesia, b.inggris, ipa, ips dan matematika. Pelajaran agamaku saat itu terdiri dari 5 pelajaran di tambah pelajaran muatan lokal BTQ. Lima pelajaran itu adalah Al - Qur'an hadits, aqidah akhlak, fiqih, sejarah kebudayaan islam ( SKI ) dan b.arab. Dari kelima pelajaran itu yang menarik minatku adalah pelajaran b.arab dan yang paling tidak ku sukai pelajaran Al - Qur'an hadits. Meski suka pelajaran b.arab, aku pernah dapat angka 6 sebanyak 2 kali di raport dan aku pernah dapat angka 9 sebanyak 2 kali di pelajaran Al - Qur'an hadits. Aneh tapi nyata. Selalu saja ada hafalan surat, meski sulit tapi rasanya puas dan senang jika sudah hafal.

Dan jujur saja. Saat mendengarkan seseorang membaca ayat - ayat suci Al - Qur'an atau aku sedang membacanya sendiri, aku merasa jatuh cinta pada alunan ayat Al - Qur'an itu.

Rabu, 24 Juli 2013

Menjadi juara itu tidak selamanya menyenangkan

Terkadang kita harus  mengalah dalam suatu hal  untuk mencapai kemenangan sebenarnya atau demi kepuasan tersendiri. Saat kecil aku pernah menangis di acara ulang tahun kak Nurul. Aku menangis karena ingin memakai baju ulang tahun kakak yang berwarna merah dengan pita putih itu. Malam hari setelah acara selesai, keinginanku baru terkabul. Aku di foto memakai baju bagus itu dan di depanku ada beberapa piala milik kakak. Membuat kesan bahwa aku adalah seorang pemenang.

Kini sudah 17 tahun berlalu sejak kejadian tersebut. Aku mempunyai penghargaan ku sendiri. Bentuknya berbeda dengan milik kakak, karena yang ku dapatkan adalah piagam. Aku menjadi juara kelas di tahun pertamaku di SMK Taruna Andigha, kelas X Akuntansi 2 ( X AK 2 ). Aku akui, awalnya terasa sangat membanggakan. Aku merasa sangat senang dengan prestasiku sendiri, sampai sesuatu menyadarkanku. Aku tidak mendapatkan apa - apa, hanya selembar kertas bertuliskan namaku dengan bingkai tepi kertas. Aku tidak mendapatkan kemenangan yang sebenarnya. Kini aku bersyukur telah menyadarinya. Semoga di lain kesempatan, aku dapat mengimbanginya.

Dahulu dan sekarang II

Pakaian Adon

Senin, 22 Juli 2013

Kisah tentang sahabat berbulu yang gendut

Dia seorang pengelana yang entah sudah berapa lama berada diluar. Sampai suatu hari ia sampai di depan rumahku pada malam hari, tepatnya di samping kandang Adon. Dia seperti kelaparan karena telah berjalan jauh. Hari pertama di rumah, dia di taruh di pet cargo Adon. Dia tidak mau makan dan minum. Hari kedua dia mulai mau makan, dia bahkan menghabiskan 1 piring makanan kucing dan masih di tambah lagi dengan suka diam-diam mengambil jatah makanan Adon. Aku bahkan mulai jarang jajan di luar. Royal canin yang 2 kg sekitar 230.000 aku ganti dengan makanan yang lebih murah karena biasanya 2 kg itu hanya mampu bertahan paling lama dalam waktu 2 minggu.

Setelah berminggu-minggu dia tak kunjung di jemput oleh pemiliknya. Dia juga hanya tiduran sepanjang hari dan bangun ketika waktunya makan. Sampai kami memutuskan untuk memeliharanya. Kami beri nama ia Garfield karena entah kenapa sifatnya sama dengan tokoh kartun tersebut. Pemalas, gendut, suka makan, suka tidur namun lucu. Dan disinilah ia sekarang, Garfield kucing persia medium dengan hidung peaknose, bulu oranye dan mata coklat yang besar.

Satu-satunya saudara Adon tapi hubungan mereka berdua buruk. Mungkin karena sesama kucing jantan. Adon suka jahil dan Garfield suka galak. Jadi gitu suka ribut kalau lagi berdua. Itulah Garfield yang kini senang ku panggil Pipo.

Tentang sahabat mungil

Dia cerewet, namun baik hati. Aku sering melihatnya ketika masih menjadi maba (mahasiswa baru). Selalu memakai baju terusan panjang, tubuhnya kecil dan berkulit putih. Saat mabim vokasi, aku sering makan siang bersamanya. Dia berasal dari Palangkaraya, Kalimantan. Katanya dia mendapatkan beasiswa dari daerahnya tersebut. Namanya Nabella, yang kemudian sering ku panggil Nabel. Katanya dia berminat dengan beberapa UKM di UI. Dia tertarik untuk mengikuti UKM berkuda dan robotik namun agak khawatir dengan biaya bulanannya yang katanya cukup mahal. Dia juga ingin bergabung dengan UKM alat musik tapi aku lupa namanya. Namun ada kabar kalau UKM tersebut hanya merekrut anggota yang memang sudah bisa bermain musik.

Hari terakhir mabim vokasi, ia memegang balon berwarna biru dengan banyak coretan. Ada salah satunya yang masih kuingat jelas "Bella = berlari-lari menuju UI". Hari ini kami padus seperti biasa setelah mabim vokasi selama 3 hari terakhir. Ternyata pak Dibyo ingin kami mencoba bernyanyi di atas tribun sebagai geladi bersih untuk besok. Aku berdiri di samping Nabel dengan sangat ketakutan padahal saat itu kami berada di baris ketiga dari bawah. Tinggi sekali dari atas sini. Aku bahkan tidak berani duduk di atas bangku. Saat bernyanyi, aku hanya menatap kakiku dan berpegangan erat pada kursi. Nabel memandangku dan ternyata kami sama-sama takut pada ketinggian.

Hari pertama kuliah, aku kembali bertemu dengannya. Kami sekelas dan semakin akrab dari hari ke hari. Kalau hari senin, aku suka main dengannya ke kamar Nabel, MUI, makan di st.pondok cina, bersepeda atau hanya duduk dan mengobrol dengannya di VB. Pernah kami makan soto di st.pondok cina dan Nabel saat itu mempunyai satu keebiasaan. Yaitu waktu makan yang sangat-sangat lama. Berjam-jam kami di warung makan tersebut sampai aku tak enak hati sendiri terhadap si pemilik warung. Setelah itu kami bersepeda sampai stadion UI dan berjalan menuju kelas.

Aku juga pernah makan nasi goreng 1 porsi berdua dengan Nabel di asrama. Waktu itu aku tahu, waktu makan Nabel membaik.

Terkadang aku sedih jika Nabel menceritakan keluarganya. Dia punya 3 orang adik. Terkadang ia menyisihkan sebagian beasiswa yang ia dapat untuk keluarga kecilnya karena bapaknya sudah meninggal dan mamanya hanyalah seorang penjahit. Adiknya yang paling kecil di asuh oleh pamannya. Bapak tirinya pun sudah bercerai dengan mamanya. Kini setelah bertahun-tahun ia dapat bertemu kembali dengan nenek tirinya setelah sebelumnya tanpa kabar. Ia sangat bahagia saat itu.

Ketika kami bersepeda di UI juga Nabel sering teringat masa kecilnya bersama mamanya. Waktu kecil dia sering di boncengi di sepeda ibunya, yang jika ada tanjakan curam ia harus turun berjalan kaki sebentar sambil mendorong sepeda karena ibunya tidak kuat mengayuh. Sewaktu sekolah juga ia mengendarai sepeda karena tak mampu membeli motor. Padahal sewaktu kecil aku berkhayal dapat pergi ke sekolah naik sepeda.

Aku menulis surat yang berisi hal positif dan negatif  tentang sahabat di kelas organisasi manajemen untuknya.

Dia juga suka terlambat, baik kuliah, atau UTS maupun UAS. Dia terlalu sibuk, sering kelelahan dan kurang tidur terkadang juga mudah sakit. Ia bahkan pernah terlambat UAS dan tidak di izinkan masuk dan aku hanya dapat melihatnya berlalu? ya ampun, aku bahkan tidak dapat berbuat apa-apa untuknya, payah.

Nabel yang tertidur di ruang tunggu PKM, Nabel yang ikut bersedih melihat hasil rontgenku dan tahu derajatnya bertambah. Nabel yang setia menemaniku ke Rumah Sakit, Nabel yang suka tertidur di laboratorium RS saat menungguku, Nabel yang selalu tersenyum saat melihatku sekalipun aku sedang bad mood, yang sama-sama pecinta kucing. Kini sudah tak sekelas lagi denganku. Meski begitu aku bersyukur dapat bertemu dengannya. Aku pasti merindukan saat ketika naik sepeda bersama, jalan kaki di hari sabtu dengan segala perbincangan bodoh dan sejuknya udara di bundaran perpustakaan dengan alunan indah suara biola di sana.
Nabella Septiriani 12 Juli 1993

Sabtu, 13 Juli 2013

that's my amazing class

RS3 2012
I love you RS3, you're the best moment in my campuss
you're is the true diamond
thank you

Rabu, 10 Juli 2013

Aku tidak sendiri

Setelah tahu blog ka Indi, aku baru sadar kalau dia itu ternyata seorang penulis. Aku bahkan kenal dia lewat blog terlebih dahulu sebelum karya-karyanya. blognya ka Indi. Ka Indi itu hebat. Saat membaca novel karya ka Indi, aku seperti kembali ke masa lalu. Cerita kami hampir sama namun tidak dapat di sebut sama. Karena ka Indi punya Mika dan Ray, Eris dan Veggie, juga rutin chiropractic dan masih rutin hingga kini, yang paling penting ka Indi itu tidak cengeng. Kak Indi juga pernah pakai boston brace yang menyakitkan itu. Dan di film MIKA the movie, pemeran Ka Indi memakainya juga. Cukup kaget juga saat adegan ka Indi yang di gendong di punggung Mika yang sedang berlari. Hebat ya, padahalkan sakit banget. Apa punggungnya tidak memar setelah itu ya?.

Aku juga koleksi karya-karya ka Indi.
Waktu aku sama mika, karena cinta itu sempurna, Guruku berbulu dan berekor. Aku bahkan mengisahkan ka Indi saat pelajaran B.Inggris di kelas dan dosennya tertarik dengan kisah kakak. Dia juga berdo'a agar ka Indi segera sembuh.

Selasa, 09 Juli 2013

Olahraga di hari pertama puasa

Hari ini umat muslim di Indonesia menjalani hari pertama puasa di bulan ramadhan. Sepupuku Yunita sedang berada di rumah, menikmati liburannya. Sehabis shalat shubuh, mama mengajak berjalan-jalan keliling komplek perumahan delta. Aku membawa Adon. Adon sangat nakal. Awalnya ia tidak berani berjalan di jalan aspal. Setiap ada motor lewat dia menjauh dan bersembunyi kemudian duduk dengan gemetaran. Mendekati jalan raya di depan gang rumah ia tak mau bergerak sama sekali, malah berjalan kembali menuju rumah. Akhirnya ku gendong Adon. Ia sangat gemetaran, tangannya berpegang erat dengan tubuhku. Setelah itu ia lebih senang di gendong di banding berjalan kaki. Jika motor saja membuat ia ketakutan, sebuah mobil yang lewat dapat membuatnya memasuki halaman rumah orang lain. Aku harus berusaha keras membujuknya agar keluar dari rumah tersebut.

Ternyata berjalan-jalan di komplek perumahan ini juga sama saja. Adon lebih senang di gendong. Kalau ada bunga, pohon, atau rumput ia baru mau berjalan sendiri dan mendekatinya. Sebenarnya berjalan-jalan disini aku takut juga bertemu dengan Polo. Dia memang baik, tapi tidak tahu bagaimana reaksinya jika bertemu dengan Adon, karena bagaimana juga Polo itu kan seekor anjing.

Syukurlah, saat pulang dan berjalan-jalan kami tidak bertemu dengannya. Aku jugs harus berusaha lebih keras untuk menyebrang di jalan raya saat pulang karena Adon terus saja memberontak karena ketakutan.

Lelah di jalan tapi semangat di rumah

Ini Adon ketika sampai di rumah dan masih ingin berjalan-jalan. Di luar dia maunya di gendong tapi di rumah semangat sekali jalannya.



Minggu, 07 Juli 2013

makanan super pedas

Fire wing at Richeese Factory
 
Aku makan level 3 Fire wing dan rasanya sudah sangat pedas

yang ini foto Retno yang semangat banget makannya padahal dia makan level 4

yang ini namanya Dea, dia yang ngajak kita makan disini

dan ini namanya Hesti, kasihan dia benar-benar kepedesan

Akhirnya kita pada beli ice cream


sesuatu tentang foto

yang ini hasilku sendiri meski tidak bisa di sebut bagus^^






My Pleasure in Bogor

Yeay... Akhirnya liburan semester ini aku main sama teman-teman kelasku. Sesampainya di kereta, aku baru tahu kalau yang ikut hanya dea, retno dan hesti. Tapi tak mengapa yang penting aku bisa bermain dan menikmati suasana di luar kamarku lagi. Dan tak lama kemudian, aku baru sadar kalau sandal crocs pink ku itu rusak, ujungnya sedikit menganga. Jadilah sampai di st. bogor aku beli sandal terlebih dahulu dari pada nanti jalan-jalannya terganggu. Aku kembali membeli sandal crocs tetapi berbeda model dengan milikku yang rusak. Padahal aku ingin sandal warna biru tua, selain karena aku suka warna biru juga karena warnanya aan sangat pas untuk pakaianku hari itu biasanya di sebut "maching" hhehe.



Setelah membeli sendal kami berjalan di lampu-lampu taman di st.bogor. Hari ini rencananya kami akan berkeliling kota Bogor, tentu saja hanya yang dekat-dekat saja dengan biaya yang cukup terjangkau. Setelah itu kami pun memasuki kawasan taman topi dan berjalan santai menuju ke balai kota. Hesti sedikit mengeluh karena panas dan mengira akan berjalan jauh, jadi ia memakai payung tapi tidak bisa menutupnya. Hesti lucu ya^^

Sampai di pertigaan lampu merah, kami menyebrang untuk melihat rusa yang berada di halaman istana Bogor dan berniat melihat balai kota Bogor dari sebrang jalan saja. Ternyata di balai kota sedang ramai oleh aksi pawai. Mungkin untuk menyambut bulan ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi.
Sehabis foto-foto di halaman istana kami pun menuju ke kebun raya bogor. Bayar masuk tiket biasanya Rp15.000 disana kami foto-foto lagi sepuasnya. Baru masuk, kami langsung menuju ke museum zoologi. Di museum banyak sekali fosil-fosil hewan yang sepertinya terbuat dari patung. bermacam-macam hewan ada disana mulai dari binatang ternak, dinosaurus, hewan-hewan laut, berbagai macam kupu-kupu semuanya ada disana. Dan di pintu keluar museum kita bisa melihat replika fosil paus biru raksaksa yang melewati atas kepala kita.
 aku juga menemukan kucing kecil lucu banget. Ternyata pemiliknya itu seorang peternak kucing ras. Aku senang mengobrol dengannya. Namanua Unyu-unyu dia belum berumur 3 bulan.

Selasa, 02 Juli 2013

Terlalu panjang, kata mama menyulitkan


Rambutku kini sudah panjang. Panjangnya melebihi pinggangku. Saat sakitku kumat dan kepalaku terasa sangat sakit, rambutku jadi sangat menyulitkan. Menambah beban di kepala menjadi dua kali lebih sakit. Karena sangat kesal akibat sakit yang membuatku semakin sulit berfikir, aku berargumen untuk memotongnya saja. Lagi pula, karena terlalu panjang pernah beberapa kali rambutku terlepas dari ikat rambut dan terlihat. Bodoh memang, tapi aku beruntung dapat menutupinya dengan tasku.

Saat aku sakit, Adon menemaniku sepanjang malam. Sungguh anak baik. Sampai di sore hari aku memutuskan untuk memotong sendiri rambutku itu. Dan aku merasa cukup puas dengan hasil potonganku sendiri. Setidaknya ini lebih baik dan simple.