jadi sekarang skoliosisku bertambah lagi semenjak boston brace yang biasa aku pakai rusak saat aku masih semester 3. waktu itu seneng banget kurva skoliosisnya bener-bener berkurang, bisa di bilang normal. tapi karena selama aku cuti dan depresi berat badanku gendut banget, sekarang derajat skoliosisnya bertambah. terakhir aku rontgen bulan kemarin skoliosisku masih 30 derajat. saat ini sepertinya sudah jauh lebih besar. lebih parahnya lagi, skoliosisku mempunyai lippman-cobb. aku didiagnosis skoliosis thorax 3 dan lumbal 2. yang membuatnya lebih parah adalah, tulang rusukku yang terus saja memutar. dengan tidak adanya boston brace yang bisa menahan rusuk kananku untuk memutar, maka perputarannya semakin hari semakin cepat dan memperparah organ dalam ku.
ketika aku kurus dan semakin kurus itu artinya aman. akoliosisku mudah di koreksi. tapi ketika aku menjadi gendut bahkan semakin dan sangat gndut, maka skoliosiskupun semakin memburuk. lambungku semakin terjepit oleh rusukku sementara rongga paru-paruku untuk bernafas semakin sempit.
setiap kali aku mengeluh, papa justru memarahiku. katanya papa juga sama begitu, dede fakhri juga sama. jadi aku selalu di anggap sama saja. papa tidak mau mengerti akan hal ini.
jadi ketika aku sakit, maka di samakan saja. mama justru mengeluh kamu begini sakit begitu sakit maunya di apain?. terus aku juga harus bagaimana. memang rasanya sakit, memang organ dalam tubuhku semakin terjepit, terus aku harus mengadu kepada siapa lagi?. aku bilang dimarahi, ketika aku sakit tak bilangpun, kalian tetap memarahiku, jadi aku harus bagaimana?
aku sering berbohong bilang aku tidak apa-apa. aku diam saja meski setiap harinya tulang rusukku terus memutar dan menjepit. aku diam saja meski mama memarahi karena aku tidak membantunya mengerjakan tugas rumah tangga lagi seperti saat aku kecil. papa marah ketika aku terus berbaring di ranjangku setiap saat. saat tangan-tanganku menjadi sulit di gerakkan, saat mata-mataku terjepit dan tertarik saraf, saat telinga kiriku terus saja berdengung, bahkan saat otak kanan dan pita suaraku terjepit, aku tetap diam bukan? mungkin sesekali aku berteriak dan lebih emosi di banding saat aku dalam keadaan normal, tapi rasanya menyesakkan.
ya sudah apapun yang mereka katakan terserah. inilah aku. jika tidak ada yang mau membantuku tidak apa. cukup satu orang saja yang mempercayaikupun tak mengapa. dengan dia selalu di sampingku dan mendengarkankupun tak apa. aku senang. terima kasih karena tetap mau berada di samping si cacat yang menyebalkan ini. terima kasih tetap mau mendampingi tuan putri nakal, keras kepala dan batu ini. terima kasih untuk segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar