hari ini kamis 20 november 2014. hari kamis 3 bulan yang lalu, 21
agustus 2014 nenek meninggal dunia di usianya yang sangat tua 86 tahun
(umur di ktp; umur sebenarnya jauh lebih tua). kesakitanmu adalah
penderitaan bagiku tapi melihatmu meninggalkanku justru lebih
menyakitkan. 20 agustus 2014 pukul 11.00 malam, mama mendapat kabar jika
keadaanmu sedang sekarat. keluarga
disana mengaji untukmu. aku paksa mama untuk berangkat ke sana sekarang
juga naik bus tapi mama ga mau, katanya besok pagi saja sekarang sudah
larut malam. pagi hari 21 agustus 2014 aku bersiap berangkat ke
kalimalang sama mama dan teh empih. papa ga bisa ikut karena tidak di
izinkan oleh atasannya perihal papa yang menjadi ketua pengawas ujian
paket C. kami naik kereta tujuan bogor - jatinegara. perjalanan terasa
sangat lama, selain karena kita berhenti di jatinegara, kereta juga
sering sekali berhenti di stasiun cukup lama. sebelum sampai di
jatinegara aku makan di suapin sama mama di kereta. uwa gendut dan papa
sempat telepon beberapa kali saat kami masih di perjalanan. sebelum
sampai stasiun kranji, kami bertemu 3 tetangga yang ketiganya mau
ngelawat keluarganya yang meninggal. dari awal papa telepon mama memang
sudah mempunyai firasat buruk. mama pun semakin yakin kalau sesuatu teah
terjadi. entah kenapa instigku hari itu melemah. aku jadi lebih lama
memproses serta menduga hal yang sudah terjadi. sampai di depan gang
besar ruma uwa amin aku melihat bendera kuning. disana tertulis embah
mini usia 86 tahun. aku masih sempat tersenyum melihatnya dan menunjuk
bendera itu lalu memanggil mama. setelah sadar itu bukan seseorang yag
mirip nenek tapi kemungkinan besar itu nenek. aku segera berlari sekuat
tenaga menuju rumah uwa amin. di sana sudah banyak orang yang berkumpul.
semuanya terlihat sedih. uwa danu memelukku erat. begitu pun uwa
gendut. ia lalu membimbingku masuk ke daam rumah. aku tau nenek sudh
tidak ada. lama aku di peluk uwa kini aku di peluk kembali oleh mang
wawin dan mang karno. mereka menguatkanku, berusaha membuatku tegar.
tapi rasa sakit yang menyelimbutiku jauh lebih perih.tak ku ingat apa
yang mereka ucapkan padaku. bahkan aurel, sepupu yang jauh lebih muda
dariku berusaha menenangkanku. ku kira nenek akan sembuh karena
keadaannya semakin membaik. ku kira minggu ini kita akan berkumpul
bersama keluara besar merayakan ulang tahunku bukan untuk merayakan
kepergianmu nenek.
lama
aku menangis sampai mataku terasa perih. tak kuat rasanya melihat
tubuhmu yang terbaring di tempat tidur nenek. ingin rasanya aku mengecup
keningmu untuk yang terakhir kali tapi air mata ini tak mau berhenti
mengalir meski hanya sejenak. setelah mama teh puput datang, kami semua
berangkat menuju ke bogor. nenek akan di kuburkan di samping makam kakek
terhalang oleh satu makam. selama perjalanan ke bogor aku sempat
berhenti menangis. suasana di dalam mobil ramai sekali, mama dan mang
karno bahkan menceritakan masa lalu di pondok cipta. aku tersenyum
mendengarnya, tapi pandanganku tak bisa lepas dari mobil ambulan yang
berada tepat di depan kami.
sesampainya di rumah wa aas
aku kembali menangis. karena di sana aku melihat kembali wajah nenek.
kami menunggu papa datang sebelum mengatar nenek ke pemakaman. saat
datang papa meneteskan air mata. sedih rasanya melihat papa, mama, adik
serta sanak saudara kembali menangis melihat jenazah nenek. setelah papa
berdoa untuk nenek kami pun beragkat menuju areal pemakaman. sepanjang
perjalanan air mataku tak mau berhenti keluar. kakiku kuat berjalan tapi
entah kenapa tubuhku terasa lemas.
sesampainya di
makam aku jongkok di depan liang lahat nenek. lemas rasanya melihat
nenek untuk terakhir kali. kini nenek sudah menyusul kakek yang sejak
usiaku 7 bulan di kandungan mama telah meninggalkan dunia ini, pak de
juga teh ao.
apa kabar nenekku tersayang?
hari ini cucu tercintamu sangat merindukanmu
sekarang nenek ada dimana?
apa nenek sudah bertemu dengan kakek, pak de dan teh ao?
nenek sedang apa? sudah makan?
nenek disana dingin ga? gelap ga?
lia kangen banget sama nenek
lia masih simpen kain gendongan dan kain sarung dari nenek
baju dan kerudung dari nenek juga masih lia simpan
padahal udah gamuat di lia (ukuran anak2)
nenek, mengikhlaskanmu entah kenapa terasa sulit
padahal lia tau kalau itu bakal menyusahkan nenek
nenek di sana jangan nangis ya
di sini lia bakal lebih jaga kesehatan lia
lia ga mau sakit-sakitan terus
lia juga ga mau jadi anak nakal
lia bakal jaga adik-adik
nanti lia mau kuliah lagi
nenek do'ain lia ya
semoga lia jadi anak yang rajin dan shalihah
lia sayang banget sama nenek
kapan-kapan nenek mampir ya di mimpi lia
lia mau ketemu sama nenek
dari cucumu tercinta
yang selalu menyayangi dan merindukanmu
amelia































